Selasa, 01 November 2011

BAB HEMODIALISA

 

Proses dialisis dapat menyebabkan susah buang air besar (sembelit)?
Dalam istilah medis, buang air besar (BAB) dikatakan sulit apabila frekuensinya kurang dari 2X seminggu, disebut juga konstipasi. Penyebabnya dapat berasal dari berbagai keadaan misalnya diet kurang serat, obat-obatan, immobilisasi, abnormalitas struktur saluran cerna, sampai penyakit sistemik (umum) dan usia lanjut. Proses dialisisnya tidak secara langsung menjadi penyebab, tetapi mungkin penyakit gagal ginjal kroniknya yang telah mempengaruhi organ tubuh lain. Bisa juga disebabkan karena diet yang kurang sayur / buah, obat yang dikonsumsi seperti kalsium karbonat, disamping juga jumlah makanan yang dikonsumsi sendiri. Maka untuk mengatasinya cobalah berkonsultasi dengan ahli gizi tim kesehatan yang lain.

Mengapa Tekanan darah selalu tinggi setelah selesai HD?

Hal ini berkaitan dengan fungsi ginjal untuk mengatur tekanan darah, bila tekanan darah turun maka ginjal akan memproduksi renin yang selanjutnya menimbulkan reaksi atau usaha meningkatkan tekanan darah kembali agar kebutuhan tubuh ( yaitu oksigen) tetap terjaga. setelah sekiar jam (4 – 5 jam), cairan banyak keluar dan akibatnya tubuh merasa kekurangan cairan / darah, maka timbullah reaksi diatas. Hal lain yang mungkin terjadi karena saat dialisis, zat atau obat hipertensi ikut terbuang dalam proses dialisis,sehingga dalam hal ini perlu obat tambahan selama dialisis. Maka evaluasi kita sebagai tim kesehatan untuk mencari penyebab tersebut sangatlah penting dan pemberian terapi yang sesuai yang akan diberikan.

Menggigil saat HD, kenapa ya?
Saat proses HD berlangsung ,darah dikeluarkan dari tubuh, lalu masuk ke dalam mesin, kemudian masuk ke tubuh lagi. Ini menyebabkan tubuh berkontak dengan benda asing seperti pipa darah, partikel-partikel kecil bahkan yang sangat kecil dari bahan pembuat pipa dan air pencuci atau dialisat, serta bahan pembersih bila dialiser dipakai ulang. Dalam proses tersebut dapat terjadi sejenis reaksi alergi , yaitu penolakan terhadap benda asing oleh tubuh, sehingga timbulah keluhan menggigil tersebut. Tranfusi darah juga dapat menimbulkan reaksi yang serupa. Reaksi dapat juga timbul pada pemakaian dialiser pertama (baru), oleh karena itu perlu diperiksa faktor2 tersebut dan pemberian obat sesuai penyebabnya
Setelah hemodialisis, tulang bisa keropos, bagaimana cara menghindarinya?

Pada Gagal Ginjal Kronik (GGK) dengan fungsi ginjal kurang dari 30%, bisa mengakibatkan pengeluaran fosfat berkurang, sehingga menumpuk di tubuh penderita dan pembentukan hormon atau vitamin D yang aktif juga berkurang.Kekurangan vitamin D ini selanjutnya akan menyebabkan absorpsi/penyerapan kalsium dari usus berkurang, sehingga kadar ion kalsium di dalam darah juga akan berkurang dan pembentukan tulang (mineralisasi ) menjadi terganggu yang akan menyebabkan tulang menjadi rapuh.Selanjutnya penumpukan fosfat dan kadar kalsium darah yang menjadi rendah, dan akan merangsang kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroidnya, yang akan memicu de-mineralisasi tulang (keluarnya/terkikisnya kalsium dari tulang) sehingga kalsium akan masuk kedalam darah yang kekurangan kalsium. Akibatnya tulang menjadi rapuh.

Berapa nilai Hb yang dianjurkan?

Untuk penderita GGK, diharapkan target Hb adalah antara 11-12 g/dl. Pemeriksaan Hb harus tetap dilakukan 1 bulan sekali, karena bagaimanapun juga kemampuan ginjal untuk menghasilkan hormon erythropoiein sudah berkurang maka harus selalu dimonitor nilainya. Untuk menjaga Hb tersebut, selain menggunakan hormon eritropoeitin (untuk maintenance atau menaikkan Hb), harus pula tetap mengkonsumsi vitamin yang mengandung Fe, asam folat dan B12.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar